Dulu ketika sedang masanya boom properti di Indonesia, saya dan teman baik berdebat. Teman saya berargumen harga properti tidak bisa turun, pemikirannya masih banyak orang yang belum punya rumah. Yah bukan hal yang aneh orang masih berpikir begitu, bahkan sekarang pun juga masih banyak yg berpikir seperti itu. Apalagi orang tua, makanya orang kaya jaman dulu ada yang sebagian ga punya saham, tapi pasti punya tanah di mana-mana kan.
Untuk mengetahui properti bisa turun atau tidak mari kita lihat dulu dari 2 sudut pandang.
Pertama kita ketahui dulu dari sudut pandang Pemerintah. Industri properti itu kerap dipandang memberikan multiplier effect besar pada ekonomi seperti ketika membangun infrastruktur. Kenaikan harga properti juga dikorelasikan dengan pertumbuhan ekonomi. Dan kalau kita lihat dari data historis berbagai negara kemiripan tersebut terlihat.
Maka kita ketahui industri properti sangatlah penting untuk Pemerintah. Enak ga perlu capek-capek kalo di industri properti, biarin swasta aja yang jalanin, Pemerintah tinggal terima pajaknya. Makanya ga heran industri properti disukai dan kerap dijadikan mesin pertumbuhan oleh Pemerintah. Sekarang mari kita lihat dari sudut pandang pembelinya. Biasanya masyarakat semakin memiliki uang lebih maka akan mengalokasikan duit tersebut untuk investasi..
Investasi ke mana?
Ya ga jauh-jauh, ke properti dan saham. Di sini kita ketahui demand properti turut meningkat akibat investasi. Misal saja di China, dengan narasi miracle of Asia, mudah saja developer menggoreng harga propertinya ke langit. Dengan kenaikan harga nya, semakin lagi membuat masyarakat khususnya yang punya duit semakin berbondong-bondong membeli properti.
Karena demandnya tinggi akhirnya akses KPR diperbesar, yang beli bisa semakin banyak sehingga semakin tinggi lagi permintaannya, terbanglah harganya ke bulan. Sebelumnya mari kita flashback lagi ke tahun 2011-2012. Saya ingat pada saat itu ramai cerita tentang Ghost City-nya China. Bagaimana pembangunan kota-kota baru dengan propertinya yang megah, tapi tidak ada penghuninya..
Saya bertanya tanya, itu duit bangunnya gimana? Ga rugi apaaa developernya?
Setelah saya pikir lagi sekarang. Karena saat itu penjualan secara menyeluruh masih meningkat, harga properti masih naik. Jadi walau hutang developer meningkat akibat membangun besar-besaran, tertutupi dengan total penjualan yang masih terus membesar.. Baik dari kenaikan harga ataupun dari kenaikan permintaan.
Masyarakat China kan sudah semakin kaya, banyak OKB yang butuh investasi aset. Makanya permintaan masih tergulung terus yang membuat harga naik.