Muntah merupakan gejala yang mendasari dan ada banyak kemungkinan penyebabnya. Dalam beberapa kasus, muntah sembuh tanpa perawatan medis. Tetapi ada juga muntah, yang menunjukkan kondisi medis yang serius. Lantas, bagaimana tips setelah muntah agar pencernaan, tenggorokan, dan mulut kembali lega?
Tips setelah muntah
Muntah secara alami meninggalkan rasa kurang enak di mulut. Hal pertama yang dapat Anda terapkan yaitu berkumur dengan air untuk menghilangkan partikel makanan yang mungkin tertinggal di mulut saat Anda muntah. Setelah itu, ada langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk merasa lebih baik:
Tetap terhidrasi
Jika Anda kesulitan minum dan terus muntah, yang terbaik adalah minum sedikit air untuk mencegah dehidrasi.
Makan makanan yang hambar
Setelah muntah dan mual, Anda harus terus makan makanan lunak yang mudah dicerna. Anda bisa makan roti panggang, nasi, kentang tumbuk, dan pisang. Pilih makanan yang rasanya hambar untuk menghindari rasa mual.
Hindari bau yang kuat
Bau yang kuat dapat menyebabkan mual dan muntah, jadi cobalah untuk menghindari bau menyengat yang menyengat hidung Anda. Beberapa orang merasa nyaman menghirup aroma minyak kayu putih setelah muntah. Namun jika Anda termasuk orang yang tidak suka dengan baunya, maka Anda tidak perlu mengoleskan minyak kayu putih atau minyak berbau lainnya.
Apakah muntah berbahaya?
Muntah biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi tanda penyakit yang lebih serius. Beberapa contoh kondisi serius yang dapat menyebabkan mual dan muntah termasuk gegar otak, meningitis (infeksi pada selaput otak), obstruksi usus, radang usus buntu, dan tumor otak.
Namun, anak kecil berisiko lebih besar mengalami dehidrasi, terutama jika mereka mengalami diare. Ini karena anak kecil seringkali tidak bisa mengomunikasikan gejala dehidrasi.
Jika orang tua melihat anak kecil dengan tanda-tanda bibir dan mulut kering, mata cekung, dan peningkatan pernapasan dan detak jantung, itu berarti mereka mengalami dehidrasi. Sedangkan ciri-ciri dehidrasi pada bayi adalah frekuensi buang air kecil yang menurun dan mahkota yang cekung.
Muntah berulang pada ibu hamil juga dapat menyebabkan kondisi serius yang disebut hiperemesis gravidarum, suatu kondisi ketidakseimbangan cairan dan mineral yang dapat membahayakan bayi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, muntah yang berlebihan juga dapat merobek lapisan kerongkongan, yang dikenal sebagai robekan Mallory-Weiss. Jika kerongkongan pecah, itu disebut sindrom Boerhaave dan merupakan keadaan darurat medis.