Ternyata Kata – Kata Positif Bisa Mempengaruhi Sikap Anak

Apakah Anda percaya bahwa kata-kata positif dapat memiliki efek positif pada tindakan? Melalui kekuatan kata-kata, Anda bisa membuat si kecil menyukai sayur dan makanan bergizi lainnya.

Kata-kata yang biasa keluar dari mulut jelas memiliki efek sangat kuat. Kekuatan dari kata – kata dapat memberikan efek suasana hati, perilaku dan bahkan sifat anak. Oleh karena itu, semua orang tua harus belajar bagaimana menggunakan kekuatan kata-kata seefektif mungkin agar tujuan pengasuhan dapat tercapai seperti yang diharapkan.

Tujuan Menggunakan Kata Positif

Salah satu tujuan mendasar dari pengasuhan adalah untuk mencegah anak-anak terlibat dalam sejumlah perilaku yang buruk bagi mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk menghindarinya, Anda bisa mengeluarkan potensi si kecil melalui kesadaran dan pembentukan kebiasaan. Sangat penting untuk menyadarkan anak-anak akan kebutuhan sayuran dan mengembangkan kebiasaan mereka mencintai sayuran dan makanan bergizi lainnya. Dalam praktiknya, taktik atau metode terkadang membutuhkan semua metode di atas. Yang terpenting di sini adalah jumlah dan sesuaikan dengan pilihan waktu yang tepat. Misalnya, ada seorang ibu yang secara manipulatif memasukkan sayuran ke dalam menu makanan anaknya. Ada juga orang yang sangat menganjurkan anak-anak untuk makan sayur.

Jika levelnya tidak berlebihan dan kita tidak panik, itu masih normal. Karena bagi sebagian orang pendidikan diartikan sebagai kebutuhan akan pembiasaan dan disiplin. Dalam praktiknya, pendidikan dan paksaan sulit dipisahkan.

Yang bisa kita gunakan semaksimal mungkin adalah dengan cara yang asertif. Dalam hal ini, kami mencoba memberikan argumentasi yang kuat dan penjelasan yang lengkap dengan bahasa yang sederhana, didukung dengan disiplin dan keteladanan. Ini adalah yang terbaik, tetapi pasti akan memakan waktu lebih lama.

Kita harus belajar menggunakan kata-kata dengan kuat tanpa menjadi kasar, menggunakannya dengan bijak tanpa menjadi lemah, menggunakannya “dengan percaya diri” tanpa menggertak atau marah, dan menggunakannya secara halus tanpa mengemis.

Sedangkan cara asertif dapat dilakukan dengan memahami manfaat sayur atau bahaya orang yang tidak mengkonsumsi sayur, memberikan dukungan dan insentif (misalnya saat makan bersama), terapkan disiplin dan kebiasaan, serta memberikan contoh.
Semoga kita bisa menjalankannya.