Kenapa Klaim Asuransi Ditolak Dan Butuh Perencanaan Asuransi

Kenapa baru mau beli asuransi atau sudah punya polis? ini panduan penting bagi kamu soal klaim asuransi agar tidak ditolak

POLIS MASIH DALAM MASA TUNGGU

Penting untuk segera miliki polis agar masa tunggunya selesai.

Pastikan kamu membaca isi polis dengan teliti agar tahu masa tunggu setiap manfaat yang diambil.

TELAT MENGAJUKAN KLAIM

Penting untuk tahun kapan batas pengajuan klaim agar bisa mengajukannya sebelum deeadline.

KONDISI PENYAKIT YANG SUDAH ADA SEBELUMNYA (PRE EXISTING CONDITION)

Sudah ada riwayat penyakit yang diderita, tetapi tidak diinfokan di awal saat pengajuan polis.

Pastikan kamu mengungkapkan kondisi penyakit secara jujur saat beli polis, agar klaim bisa berjalan lancar nantinya.

POLIS TIDAK AKTIF (LAPSE)

Bila polis sedang lapse saat pengajuan klaim, maka klaim pasti akan ditolak.

Pastikan kamu membayar premi tepat waktu dan memastikan nilai tunai dalam polis unit link Anda tetap ada agar polis bisa selalu dalam keadaan aktif.

TERMASUK PENGECUALIAN POLIS & BUKAN TERMASUK DALAM WILAYAH PERTANGGUNGAN

Misal, polis asuransi kesehatan kamu hanya cover wilayah Indonesia, tetapi Anda berobat di luar negeri. Maka klaim akan ditolak karena bukan berobat di Indonesia.

Pastikan kamu baca klausul pengecualian polis dengan seksama.

MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL

Klaim akan di tolak bila nasabah melakukan tindak kriminal, tindakan melanggar hukum atau tindak kejahatan asuransi

DOKUMEN KLAIM TIDAK LENGKAP

Dokumen administrasi peting untuk dilengkapi, seperti surat keterangan dokter, form klaim, surat kematian untuk klaim meninggal, dll.

 

KENAPA PERENCANAAN KEUANGAN BUTUH ASURANSI

Sebagian besar masyarakat cenderung menomorduakan bahkan anti dengan yang namanya asuransi

Padahal asuransi penting dalam perencanaan keuangan

Apa sih yang diasuransikan? sehingga berpengaruh dalam perencanaan keuangan. apakah aset/harta? atau jiwa?

Sebenarnya yang diasuransikan adalah TUJUAN KEUANGANmu atau IMPIANMU saat merencanakan keuangan.

Contoh Skenario Sederhana:

Seorang ayah usia 32 tahun punya rencana keuangan:

Yaitu menyiapkan dana pendidikan untuk putrinya kuliah/masuk universitas nanti saat berumur 18 tahun.

Sang ayah lalu menyisihkan sebagian penghasilannya setiap bulan.

Suatu hari sang ayah menderita sakit

Sang ayah divonis kelainan ginjal, sehingga seringkali menjalani perawatan dan konsultasi, yang tentu saja biayanya tidak sedikit.

Tabungan dan investasi untuk pendidikan terpakai sedikit demi sedikit

Perencanaan keuangan sang ayah untuk pendidikan putrinya pun berantakan dan terancam tidak sesuai rencana.