Susahnya Menjadi Kaum Minoritas Di Negara Hukum Yang Berdaulat

Asupan Berikut Ini Dapat Membantu Menaikkan Berat Badan Baby

Mau di tempat manapun akan selalu ada yang menjadi pihak mayoritas dan minoritas. Ini berlaku dimanapun, dan dalam bidang apapun. Tidak akan pernah terlepas dari istilah minoritas dan mayoritas. Apalagi di Indonesia sendiri. Yang paling simpel dan paling dekat. Kita ambil contoh agama. Di Indonesia sendiri mengakui akan adanya 6 agama yang berlaku. Mulai dari agama yang memiliki jumlah pengikut terbanyak di Indonesia bahkan di dunia yaitu agama Islam. Diikuti dengan agama katolik, kristen, hindu, buddha dan khong hu cu. Yang agama khonghucu sendiri adalah agama yang paling terakhir di sahkan di Indonesia.

Susahnya Menjadi Kaum Minoritas Di Negara Hukum Yang Berdaulat

Agama buddha sendiri terpecah dari agama hindu. Yang sejarah nya sudah terkenal di dunia. Dan agama khonghucu sendiri adalah pecahan dari agama buddha sendiri. Dan ketiga agama ini adalah agama dengan pengikutnya paling sedikit di Indonesia. Dan agama katolik dan kristen, meskipun kedua agama ini adalah agama yang memiliki pengikut lebih banyak dibanding agama hindu buddha dan konghucu. Tapi tetap pengikut dari agama ini dikategorikan sebagai masyarakat minoritas. Dibanding dengan pengikut agama islam yang sangat banyak. 

Dan kita sebagai kaum minoritas di Indonesia, jelas pasti merasakan di beberapa keadaan, kita sangat merasa perbedaan perlakuan di negara ini. Walaupun di beberapa daerah di Indonesia sendiri memiliki toleransi yang tinggi sehingga mereka memperlakukan kaum minoritas dengan adil dan dengan baik adanya. Tapi di sebagian besar tempat, masih sangat dirasakan perbedaan perlakuan. Dan seperti kita bisa lihat, belakangan ini mulai ramai pemberitaan soal sulitnya agama kristen mendapatkan izin untuk membangun rumah ibadah. 

Dan ada beberapa berita soal larangan umat kristen beribadah natal di dalam rumah. Dan ada juga berita soal bencana alam di Cianjur. Dan ada sumbangan yang diberikan dari sebuah gereja yang ditolak oleh beberapa oknum korban bencana di Cianjur. Dan oknum tersebut menolak sumbangannya karena berasal dari umat kristiani yang dianggap sebagai orang kafir. Padahal di saat itu, masih banyak orang yang membutuhkan bantuan. Tapi karena beberapa oknum tidak bertanggung jawab itu. Akhirnya memicu banyak kontroversi dan masalah di antara umat beragama.